Kanazawa di Jepang adalah kota bersejarah yang memikat dengan taman tradisional Kenrokuen, distrik geisha, dan warisan budaya samurai. Temukan pesona klasik Jepang yang abadi di kota yang mempertahankan tradisi sekaligus menyatu dengan kemodernan.
Terletak di pesisir barat Pulau Honshu, Kanazawa adalah salah satu kota di Jepang yang berhasil menjaga keindahan dan keaslian budaya tradisional Jepang, sekaligus menyajikan suasana yang tenang jauh dari keramaian kota besar seperti Tokyo atau Osaka. Dengan taman klasik yang terkenal di seluruh Jepang, distrik bersejarah, serta warisan budaya yang terpelihara baik, Kanazawa menjadi destinasi yang cocok untuk siapa pun yang ingin merasakan pesona Jepang masa lalu.
Daya tarik utama kota ini adalah Kenrokuen Garden, salah satu dari Tiga Taman Besar Jepang bersama dengan Kairakuen di Mito dan Korakuen di Okayama. Kenrokuen secara harfiah berarti “taman dengan enam keunggulan”, merujuk pada konsep ideal taman lanskap: ruang luas, ketenangan, desain buatan manusia, pemandangan, air, dan ketenangan spiritual. Taman ini dibangun pada zaman Edo oleh klan Maeda, dan hingga kini tetap menjadi simbol harmoni antara manusia dan alam. Saat musim semi, taman dipenuhi bunga sakura; di musim gugur, dedaunan merah menciptakan lanskap dramatis; dan di musim dingin, pohon-pohon disangga dengan yukitsuri—tali khas Jepang untuk menahan salju.
Tidak jauh dari taman, berdiri Kastil Kanazawa, bekas pusat kekuasaan klan Maeda yang pada masanya adalah salah satu keluarga daimyo terkaya kedua setelah Tokugawa. Meskipun bangunan aslinya sempat hancur karena kebakaran dan perang, rekonstruksi yang cermat telah menghidupkan kembali arsitektur dan suasana feodal yang autentik. Pengunjung dapat menyusuri gerbang-gerbang besar, dinding batu bergaya unik, dan taman-taman yang ditata rapi di dalam area kastil.
Selain situs bersejarah, Kanazawa juga dikenal dengan distrik geisha dan samurai yang masih lestari. Higashi Chaya District adalah area di mana rumah-rumah teh (chaya) dan bangunan kayu dari zaman Edo masih berdiri kokoh. Di sini, pengunjung dapat menikmati pertunjukan musik tradisional Jepang atau mengunjungi rumah geisha yang telah diubah menjadi museum. Di sisi lain kota, Nagamachi Samurai District menyajikan suasana berbeda—jalan-jalan berbatu yang diapit dinding tanah liat dan rumah-rumah samurai yang menggambarkan gaya hidup kalangan prajurit elit pada abad ke-17.
Salah satu rumah yang wajib dikunjungi adalah Nomura-ke, rumah samurai kelas atas yang kini berfungsi sebagai museum. Interiornya memperlihatkan detail artistik seperti pintu geser bergambar, taman dalam ruangan bergaya Jepang, serta artefak asli dari masa samurai.
Bagi pecinta seni dan kerajinan tangan, Kanazawa juga merupakan pusat kesenian tradisional Jepang seperti Kaga Yuzen (seni mewarnai kain kimono), Wajima-nuri (pernis), dan Kanazawa Gold Leaf, di mana lembaran emas tipis digunakan untuk menghiasi berbagai produk dari permen hingga karya seni. Pengunjung dapat mengunjungi studio lokal dan bahkan mencoba langsung proses pembuatan di beberapa tempat.
Tak lengkap rasanya membicarakan Kanazawa tanpa menyebut Omicho Market, pasar tradisional yang sudah ada sejak lebih dari 300 tahun lalu. Di sini, wisatawan bisa menikmati kuliner lokal segar seperti sushi, kepiting, dan berbagai hasil laut dari Laut Jepang. Kota ini juga terkenal karena menyajikan makanan musiman berkualitas tinggi yang dipadukan dengan cita rasa lokal khas Ishikawa.
Satu lagi nilai tambah Kanazawa adalah aksesibilitasnya yang semakin mudah sejak dibukanya jalur Shinkansen Hokuriku yang menghubungkan Tokyo dengan Kanazawa hanya dalam waktu sekitar 2,5 jam. Ini menjadikan kota ini sebagai pilihan ideal untuk perjalanan singkat dari ibu kota atau sebagai bagian dari rute wisata budaya Jepang barat.
Dengan perpaduan taman klasik, distrik bersejarah, dan warisan seni yang hidup, Kanazawa menawarkan wajah Jepang yang tenang, mendalam, dan penuh keindahan abadi. Kota ini bukan sekadar tempat untuk dilihat, tetapi untuk dirasakan—dalam setiap langkah di jalan berbatu, setiap cangkir teh di rumah geisha, dan setiap helai daun yang jatuh perlahan di taman.